Etika Mengantri, Bisa karena Terbiasa
Pernahkah ada mengalami ketika berada di sebuah
antrian kasir misalnya, kemudian ada yang menyerobot urutan anda dengan
segudang alasan? Dan mungkin lebih parahnya lagi ada orang tua yang mengajarkan
anaknya untuk tidak mau mengantri yaitu, dengan cara menyuruh anaknya menerobos
barisan antrian di depannya, kemudian ketika sang anak sudah dalam antrian yang
diinginkan tiba-tiba orang tua datang menghampirinya. Sungguh Etika Mengantri
merupakan hal kecil yang sering terlupakan dalam hal sehari-hari.
![]() |
Sumber : pixabay.com |
Etika mengantri sebenarnya adalah hal yang sangat
sederhana dan sangat mudah dilakukan, tetapi mungkin bias dihitung dengan jari
orang yang mau melakukannya tentu yang bahas adalah kondisi di negara kita sendiri
Indonesia, dan etika mengantri ini bisa menjadi masalah yang besar bagi bangsa
kita. Padahal, hal kecil ini akan sangat bermanfaat untuk kepentingan bersama/umum.
Hanya sebuah kesabaran dan kesadaran yang diperlukan untuk melakukan hal itu.
Berdasarkan pengalaman dosen saya waktu kuliah dulu
yang dituliskan di artikel di isigood.com yaitu, “pernah suatu ketika mengobrol
dengan seorang ibu di jepang, dan sampailah membahas tentang orang jepang yang
sangat santun di dalam mengantri. Dimanapun, kapanpunm dan dalam keadaan
terdesak pun, kalau sudah gilirannya mengantri maka orang jepang akan
melakukannya dengan sangat baik dan teratur meski tidak ada yang mengatur. Misalnya
sudah sudah tahu bakal telat masuk kantor, antiran di stasiun kereta tetap rapid
an teratur. Bagi ibu itu, tidak ada yang special tentang budaya mengantri di
jepang, biasa-biasa saja katanya. Dalam hati terlintas, ya wajar karena sudah
membudaya maka biasa-biasa saja bagi dia. Dia lalu bertanya, bagaimana dengan
budaya antri di Indonesia. Saya jawab saja, tidak sebagus di jepang.”
![]() |
Sumber : pixabay.com |
Nah dari pengalaman dosen saya tadi dapat dikatakan
bahwa sesuatu yang sulit akan menjadi mudah, bisa karena terbiasa mungkin kata
itu yang sangat tepat untuk memotivasi kita menjadi lebih sadar akan etikamengantri. Bahkan bisa jadi tulisan “Harap Antri” sudah tidak diperlukan lagi,
harusnya kita sudah sadar dan paham betul akan hal itu, tidak perlu diingatkan
atau diatur dulu baru mengantri.
Etika mengantri atau budaya mengantri negara kita akan
menjadi cerminan bangsa yang bermartabat. Marilah bersama-sama wujudkan dan
tingkatkan kesadaran masyarakat Indonesia tentang pentingnya etika
mengantri/budaya mengantri, dimulai dari diri sendiri dan akhirnya menjadi
kebiasaan bersama.
Belum ada Komentar untuk "Etika Mengantri, Bisa karena Terbiasa"
Posting Komentar